Oleh: Amar E'12
Sedikit
berkeringat, setelah senam di Rowosari, dengan cepat menuju kamar mandi tuk
memebersihkan badan, karena telah ditunggu angkot pak Didik untuk agenda
selanjutnya, yaitu kunjungan ke rumah etoser 2012. Kunjungan kali ini di rumah
royan dan mas fatkhur.
Dengan membaca
Bismillah, aku, dan teman-teman beserta pendamping etoser 2012, mbak aini juga
senior kami yang ngebet ikut yang merupakan etoser 2009, mas cahyo berangkat
sekitar jam 9 pagi. Dalam keberangkatan royan tidak ikut, karena menunggu di
rumahnya, tempat pertama yang kami tuju adalah rumah royan, di daerah Tuntang,
Salatiga.
Panasnya
Semarang, menjadi teman kami dalam perjalanan, ditambah lagi kemacetan yang
cukup mengesalkan di daerah Ungaran, dalam perjalanan tersebut, mbak ain dan
nela sedikit mual, karena mungkin tidak
tahan baumesin. Kami belum tahu persis letak rumah royan, sehingga sesampainya
di jalan raya daerah Tuntang, kami dijemput royan. Royan yang mennggunakan
motor menuntun kami menuju rumahnya, sepanjang jalan menuju rumah royan
sangatlah indah, dan kami pun kaget bahwa untuk sampai ke rumah royan melewati
seperti hutan, yang kami kra sudah tidak ada perkampungan lagi.
Penat
dan capek serasa luntur, ketika turun dari angkot menyaksikan pepohonan di
sekitar rumah royan, ditambah lagi sambutan yang sangat ramah dari keluarga
royan, kakek, nenek, ibu, ayah dan adiknya. Masuk ruang tamu kami langsung
disuguh the manis dan makanan seperti combro. Kami langsung sambar, nikmatnya,
lalu amar yang juga merupakan komting, memulai pembicaraan dengan ayahnya
royan.
Belum
sempat kenikmatan combro hilang, kami lalu disuruh untuk makan siang,
sedaapnyee. Sayur tauge, telur rebus, tahu tempe dan pergedel sangatlah mantap
dikolaborasikan. Setelah itu, tiba-tiba royan mengeluarkan sak, yang berisikan
duren, waduw, yang pada suka sangat senang, tetapi, aku, mas fatkhur, amar dan septi tidak
menyukainya, mencium baunya saja sudah, aarrrgghh, ngga banggetz dech. Tetapi
dengan lahapnya zamak, royan, eko, mas cahyo, dan pak didik menikmatinya.
Setelah
puas menjajaki bagian dalam rumah royan, kami keluar menikmati kebunyya yang
ditumbuhi berbagai pohon, kelapa, durian, papaya, dll. Serta ada tempat tidur
jarring yang terikat pada pohon tetapi harus hati-hati dan jangan lama-lama,
karena banyak nyamuk. Peristiwa makan dan dimakan tidak hanya terjadi di dalam
rumah tetapi di kebun pun juga.
Kami
ditawari kelapa muda oleh neneknya royan, dengan malu-malu kami mengiyakannya,
segera neneknya royan memanggilkan Pak Slamet untuk memetikkan buah kelapa
muda. Dug, dug, segera beberapa buah kelapa muda terpisahkan dari pohonnya,
tidak berfikir panjang kamipun langsung mengeksekusinya dan menikmati bersama,
suegerrrrr tenaaan. Kelapa muda tidak sendirian, dia ditemani juga oleh si
papaya.
Tidak
terasa waktu dzuhurpun tiba, kami pun sholat berjamaah di rumah royan diimami
oleh mas cahyo, karena jarak masjid dari rumah royan cukup jauh.
Setelah
menikmati pemandangan juga hasil kebun, bercengkrama bersama, kami pun kumpul
di ruang tengah, diberi nasihat oleh ayahnya royan, dan berpamitan dengan
keluarga serta member sedikit bingkisan kepada keluarga royan.
Sebelum
kami masuk angkot dan bergerak ke rumah mas fatkhur, kami foto bersama dengan
keluarga royan, di samping rumah, sekaligus sebagai kenang-kenangan. Kamipun
meluncur ke rumah mas fatkhur, kami dilepas denga senyum kegembiraan dari
keluarga royan.
Berbeda,
saya dan royan bergerak ke rumah mas fatkhur menggunakan motor, tetapi
sebelumnya saya dan royan pergi ke toko roti dahulu untuk mencari bingkisan
buat keluarga mas fatkhur. Kami dan angkot bertemu di tengah perjalanan, lalu
mengikuti dari belakang angkot. Menariknya, karena akses jalan terdekat ke
rumah mas fatkhur sedang diperbaiki, maka kami melalui jalur alternatif yang
sangat jauh.
Banyak
sekali cerita saat menuju rumah mas fatkhur, karena mas fatkhur jarang banget
malah belum tahu melewati jalur alternative ini, menyebabkan kami sedikit
tersesat, sehingga harus puter balik. Ditambah lagi hujan mengguyur, menyebabkan
aku sedikit sakit meriang. Akupun pindah ke angkot karena hujan semakin deras
dan kondisi kesehatanku yang kurang baik. Jalannya pun bisa dikatakan ekstrim,
banyak tanjakan dan batu, menyebabkan kadang angkot tersendat lajunya bahkan
berhenti, hal tersebut membuat kami keluar dari angkot dan berjalan, sembari
angkotnya beroperasi kembali.
Itulah
cerita, tidak hanya negative saja, perjalanan kami menuju rumah mas fatkhur
terobati dengan pemandangan yang luar biasa, ada kabut, pepohonan, perkebunan
karet yang sangat tertata bagaikan matriks.
Akhirnya
kami sampai juga di rumah mas fatkhur, kami disambut baik oleh bapak dan
ibunya, sebenarnya adiknya pun juga ada, tetapi karena malu sehingga tidak mau
keluar. Acara di rumah mas fatkhur sama seperti di tempatnya royan,
dating-datang kami langsung disuguh makanan, tetapi karena sudah menginjak
ashar, maka kami sholat berjamaah di masjid terdekat.
Setelah
sholat, kami pun bercengkrama, memperkanalkan diri kepada keluarga mas fatkhur,
begitupun sebaliknya sambil menyantap makanan. Saat iu kondisuku agak kurang
fit, sehingga yang seharusnya the manis, tetapi aku meminta air putih. Tidak
lama, setelah itu, makan besar pun keluar, mantappppp, kami pun langsung
melahapnya bersama.
Tdak
terasa, hari pun semakin sore, kami pun harus segera kembali, karena lampu
depan angkot pak didik mati, takutnya kalo kemaleman, nanti jalannya tidak kelihatan. Berbeda dengan tadi, sekarang kami
pulang melalui jalur yang dikatakan sedang diperbaiki tadi, karena setelah
dicek, memungkinkan untuk dilalui angkot. Sebelum kami pulang, tentunya pamitan
dahulu, dan berfoto bersama, serta memberikan bingkisan yang saya beli dengan
royan tadi.
Bismillah,
menuju Tembalang. Kami pulan dengan rasa senang, meskipun aku terbilan sakit,
karena di angkot sebagian besar waktuku buat memejamkan mata. Acara kami tidak
berhenti disitu saja, di angkot pun kami manfaatkan untuk syuro’ bersama,
sehingga membuat beberapa keputusan-keputusan, di tengah perjalanan pulang juga,
mas Cahyo menyuruh kami untuk membuat artikel terkait perjalanan ini, dan
nantinya pemenangnya akan diberi hadiah.
Kami
pun sampai di asrama ba’da isya, meski pegal, tetap senyum kegembiraan
terpancar.tetapi bagi saya, berangkat sehat, pulang sakit, sampai-sampai
tayamum untuk sholat, serta berobat ke RS Banyumanik yang menguras dompet cukup
dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar