Oleh: Eko Siwanto E'12
Minggu, 30 Desember 2012 adalah
detik-detik akhir menuju tahun 2013. Jika semua orang pada hari itu sibuk
mempersiapkan buat merayakan tahun baru 2013, saya dan teman-teman etoser 2012
semarang lebih memilih untuk melakukan kegiatan silaturahim ke rumah etoser
2012 yang ada di tuntang yaitu Arroyan Suwarno dan Fatkhur Rahman. Sebelum kami
beranjak ke tempat sahabat kami tersebut, saya dan teman-teman yang lain
melaksanakan agenda seperti biasanya yaitu senam sehat di Desa Rowosari. Saya
sebagai instruktur senam SKJ 2008 sedangkan sahabat saya Zamakhsari sebagai
instruktur senam Poco-poco.
Walaupun kami adalah instruktur baru tetapi kami
mencoba untuk melakukan semaksimal yang kami bisa. Saat kami memberikan
instruksi gerakan kami tetap melirik Pak Asep yang merupakan instruktur
sebelumnya karena kami masih lupa-lupa ingat maklum latihannya kebut satu
malam. Kami melakukan senam selama 1,5 jam. Setelah senam selesai kami
beristirahat sejenak dan bercengkerama satu sama lain. Tak lama setelah kami beristiraha pendamping kami
menyuruh kami untuk cepat-cepat ke asrama karena semua teman kai sudah siap
tetapi kami belum ada persiapan sama sekali. “bremmmm….Bremmm” kami menyalakan
motor dan langsung tancap pulang.
Beberapa menit kemudian saya dan
Zamakhsari tiba di asrama. Saya dan Zamakh kemudian persiapan cepat-cepat
karena yang lain sudah siap semua. Ternyata, fikiran saya salah, masih ada amar
dan salman sahabat saya yang lain, yang belum juga gerak untuk persiapan
kunjungan ke Tuntang. Lebih parahnya sahabat saya amar, dia malahan masih
main-main diatas genting tetapi sebenarnya dia berniat memebantu si Embah
tetangga kami yang rumahnya sedang di bongkar untuk menurunkan gentingnya.
Akhirnya, kami semua saling menunggu satu sama lain. Alhasil,kami dimarahi
pendamping dan teman-teman akhwat yang lain. Tidak banyak bicara lagi, kami pun
langsung masuk angkotnya Pak Didik yang sudah kami sewa untuk segera melakukan
perjalanan ke Tuntang. “bismillahirrahmannirrahim…greng…greng..greng” Pak Didik
mulai menyalakan mobilnya.
Perjalanan yang indah pun dimulai.
Di dalam perjalanan menuju lokasi target yaitu tempatnya Royan kami bebrincang hal-hal yang unik dan mengasyikkan.
Sembari menikmati perjalanan, kami pun tak henti-hentinya bercengkerama dan berbincang-bincang
terkait hal-hal yang kita sudah alami. Setelah menempuh perjalanan yang panjang
kami tiba di Tuntang. Suasana berubah seketika saat memasuki kawasan Tuntang.
Dipinggiran jalan kita bisa liat banyak pedagang yang menjual kerajinan-kerajinan
masyarakat Tuntang. Selain itu, banyak dijumpai pula pedagang durian yang
saling sambung menyambung menjadi pedagang kaki lima yang unik.
“kring….kring….kring…” kami menelepon
Royan karena karena kami belum tahu diman lokasi rumahnya. Sesaat setelah kami
menelepon, Royan menghampiri kami ke tempat pemberhentian kami. Royan kemudian
menjadi navigasi kami untuk menuju ke rumahnya. Dalam perjalanan menuju ke
rumahnya, kami disuguhi pemandangan yang saubhannallah sekali dan suasan
pedesaan yang masih asri, sejuk, dan nyaman. Kami terperanga ketika memasuki
kawasan rumahnya yang memiliki nama yang unik yaitu nama desanya yang bernama
“Delik”. Dari nama tersebut mungkin tersirat makn bahwa desanya benar-benar terpencil dan
jauh dari keramaian. Rumah-rumahnya juga menyebar ke tempat tempat yang
tersembunyi sehingga pantas jika desanya disebut dengan Delik(bersembunyi). Setelah
menempuh perjalanan yang mengasyikkan kami pun tiba di Rumah Royan.
“assalamualaikum…” kami memberikan
salam kepada penghuni rumahnya Royan. Kami tidak menyagka keluarga Royan sudah
menunggu kedatangan kami.dan mempersiapkan segala sesuatunya dari makanan dan
yang lainnya. Kemudian kami dipersilahkan untuk duduk oleh Royan dan Keluarga.
Tidak buang-buang waktu kami kemudian menyampaikan tujuan dan maksud kedatangan
kami ke rumahnya Royan. Sehabis menyampaikan maksud dan tujuan kami, kemudian
memperkenalkan diri kami satu per satu tujuannya untuk lebih saling
mengakrabkan dengan pihak keluarga Royan. Kami melakukan perbincangan santai dengan
pihak keluarga Royan. Sembari berbincang-bincang kami dipersilahkan untuk makan
siang terlebih dahulu. Kami semua makan bareng-bareng dan mlnjutkan
perbincangan. Tak terasa kami telah melakukan perbincangan yang cukup lama
sampai-sampai tak terasa kalau sudah memasuki waktu dzuhur. Setelah kita
menyelesaikan makan kami beranjak untuk sholat. Karena tempatnya tidak
memungkinkan untuk sholat langsung sekali. Jadi, kami mempersilahkan yang
akhwat sholat terlebih dahulu. Disela-sela menunggu akhwat selesai sholat kami
main-main di kebun samping rumahnya Royan. Subhanallah keluarga Royan memang
benar-benar baik, kami diambilkan kelapa muda untuk dibawa pulang dan disantap
di tempat. Selain itu, kami masih di kasih durian untuk dibawa pulang walaupun
sebelumnya kami juga telah dikasih durian sehabis menikmati makan siang kami.
“Subhanallah, baik sekali keluarga ini”, sekelumit pernyataan yang tidak
sengaja terlintas dibenakku.
Kami kemudian sholat dzuhur
berjamaah. Setelah selesai sholat Dhuhur kami berpamitan untuk melanjutkan
perjalanan ke rumahnya sahabat kami Fatkhurrahman. Walaupun hanya beberapa
menit saja kami saling bertegur sapa dan bercengkerama tetapi saya dan
teman-teman yang lain sudah merasakan bahwa kami benar-benar menjadi sebuah keluarga.
Setelah kami sholat, kami kemudian pamit kepada Royyan. Sebelum beranjak dari
rumahnya Royyan kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
karena sudah diterma dan diperlaukan dengan baik oleh keluarga royyan. Selain
itu, bapaknya Royyan juga berpesan untuk selalu memanfaatkan kesempatan yang
sudah diberikan Allah kepada kita untuk kuliah. Beliau juga berpesan agar tidak
bosan-bosan untuk main ke tempatnya. Kami beranjak keluar rumah, sebelum
memasuki angkot kami melakukan foto bersama dengan keluarga Royyan sebagai
tanda keneng-kenangan kami dari kunjungang tersebut.
Mobilnya Pak Didik pun dihidupkan
kembali. Kami melanjutkan perjalanan panjang kami menuju ke rumahnya sahabat
kami Fatkhurrahman di daerah yang sama pula di Tuntang. Tetapi, untuk sampai ke
rumah Mas Fatkhur kami memerluka perjuangan yang sangat hebat. Seharusnya kami
bisa melalui jalan yang biasa dilalui Mas Fatkhur untuk menuju ke rumahnya.
Tetapi karena ada perbaikan jalan, mau tidak mau kita harus mencari jalan lain.
Akhirnya kami memutuskan untuk mengambil jalan yang mas Fatkhursendiri tidak
perrnah melaluinya. Jalanan berbatu nan runcing tak dapat kami elakkan. Tidak
diaspal, tidak rata, dan bergelombang. Beberapa saat kita memasuki jalan
tersebut, angkot yang kita naiki, memaksa kami untuk keluar berkali-kali karena
medan yang dilalui membuat angkot tidak dapat melaju dengan maksimal. Al-hasil
mobil yang kita naiki sering mundur. Kami melalui jalan yang panjang yang penuh
dengan pohon-pohon yang lebat, jalanan yang naik dan turun silih berganti serta
suasana yang agak menyeramkan menerpa perjalanan kami. Hujan lebat turut
mengiringi langkah kami menuju rumahnya mas Fatkhur. Kami tidak menyerah begitu
saja ketika mobilnya harus mengarungi medan yang sulit. Kami rela turun untuk
mendorongnya agar kami bisa sampai tujuan. Berkali-kali kita Tanya kepada
penduduk yang berkeliaran dalam perjalanan kita menuju lokasi. Setelah menempuh
perjalana yang sangat melelahkan akhirnya terbayar juga jerih payah kita karena
kita bisa sampai rumahnya Mas Fatkhut setelah menempuh perjalanan yang begitu
menantang.
Kami disambut keluarga Mas Fatkhur
dengan penuh suka cita. Kami terasa sangat berterima kasih karena telah
diterima dengan baik oleh keluarga beliau. Selain itu, kami juga dipersilahkan
untuk mencicipi masakan ibunya mas Fatkhur. Sebelum itu, kami memperkenalkan
diri kami satu per satu dan menyampaikan maksud dan tujuan kami kepada pihak
keluarga Mas Fatkhur. Setelah bercengkerama beberapa menit kami izin pamit
untuk pulang karena hari sudah menjelang malam. Kemudian kami berpamitan kepada mas Fatkhur sekeluarga dan
menyampaikan maaf apabila kedatangan kami mengganggu dan menyampaikan terima
kasih karena sudah diperlakukan dengan sangat baik. Sebelum kami beranjak dari
rumahnya mas Fatkhur kami melakukan foto bareng dengan keluarga mas Fatkhur. Setelah
berfoto, kami kemudian berpamitan dan izin untuk pulang.
Dari perjalanan kami seharian
tersebut banyak pelajaran berharga yang bisa saya ambil sebagai pegangan dalam
hidup ini. kerja keras dan perjuangan tiada henti pasti akan berbuah manis pada
akhirnya nanti. Seperti halnya perjuangan tanpa henti yang kita lakukan untuk
mencapai ke tempat teman-teman kami walaupun banyak rintangan dan halangan yang
menghadang kami tetap menerjangnya yang akhirnya membuat kami sampai di tempat
yang kami tuju. Hidup ini harus diperjuangkan karena dari perjuangan kita akan
mengerti betapa berartinya hidup ini. etos semarang yakin bisa pasti bisa jujur
disiplin dan kerja keras. Etoser 2012 the beyond champion Allahu Akbar. Huu..ha.
salam semangat perjuangan.
ARSHIP
FOTO
IBU-IBU
MAKANNYA JANGANMALU-MALUNYA
HABISIN
SEMUA OKE!!
MASYAALLAH
ANAK INI MENIKMATI BANGET BELAH DURIANNYA
AYO
DONG DIBANTUIN MALAH DILIATIN AJA KATANYA ETOSER
AYO
HABISKAN MAR YANG LAIN JANGAN SAMPE KEBAGIAN
ROYAN
SAMA MAS CAHYO JANGAN MALU-MALU DONG LANGSUNG AJA
INI
BARU ETOSER SEJATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar