Minggu, 10 Maret 2013

Subhanallah Kunjungan TBC



Oleh: Fortunela Suryo Saputri-Etoser 2012

Subhanallah,. Lelahnya begitu terasa setelah aku  mengantuk . sebelum benar-benar terlelap, ku buka foto-foto kegiatanku hari itu. Aku mulai tersenyum, melihat tingkah saudara=saudaraku yang nampak gembira,eksis didepan kamera.
Hari itu, 30 Desember 2012 seperti biasa kami mengadakan pembinaan yang telah diberitahukan sebelumnya. Namun, pembinaan hari ini berbeda dengan pembinaan biasanya. Ini pengalaman kami yang pertama. Kami melakukan kunjungan ke rumah keluarga besar kami, keluarga etoser. Untuk yang pertama kali keluarga Fathkur Rohman dan Arroyan Suwarno.

Kegiatan ini diusulkan oleh Mbak ‘Aini beberapa minggu yang lalu, dan kebetulan Roy telah mengajak kami, The Beyond Champion untuk menikmati buah durian di rumahnya beberapa bulan yang lalu.
Sebelum keberangkatan, kami menyiapkan segala sesuatunya dengan pembagian tugas seperti biasa. Begitu semua siap,kami pun meluncur ke Tuntang, Royyan’s sweet home.
***
Awalnya sih bilang, “g nyampek sejam ko”. Tapi jalanan subhanallah, rame bin macet. Kami yang awalnya menikmati perjalanan mulai terganggu dengan asap kendaraan yang polusinya luar biasa , dan laju mobil yang sudah mulai tidak stabil. Sampai-sampai ada yang hampir mabok karena tidak kuat nahan pengapnya udara siang itu.
“Roy, kita sudah lewat jembatan ni. Kamu dimana?”
Pertanyaan itu terjawab dengan kedatangan Royyan, Pak Didik pun mengikutinya. Selama masukke gang-gang menuju rumah Roy, banyak di antarakami yang mulai berhayal kembali ke rumah. Karena memang suasananya asri dan mengingatkan kami pada kampung halaman.
Di jalan yang tidak begitu lebar itu ternyata terdapat taman buah. Kami juga melihat sekolahnya Roy waktu SMA. SMA N 1 Tuntang letaknya ada di bukit. Ada yang bilang “Sekolah Alam”. Hehe..
Nah, akhirnya kami sampai didepan rumah. Turun semua deh..
***

“Mari masuk, silahkan-silakan.”
Kira-kira seperti itulah sambutan dari nenek Royan,beliau masih muda,subhanallah.
Disana kami disuguhi minum dan makanan. Awalnya Amar Jadid (pak komting) memperkenalkan kami dan menjelaskan maksud kedatangan kami. Suasananya aku kira akan kaku dan bikin  kita bingung berkata-kata. Ternyata lebih dari itu. Orang tua dan keluarga Roy begitu baik dan benar-benar terbuka dengan kami. Kami merasa nyaman bercengkrama bersama mereka. Oya, dasana selain diberi makasn siang, kami juga sudah disiapkan satu tas buah duren.

Description: I:\Pictures\Album\IMG_0027.JPG  Description: I:\Pictures\Album\IMG_0028.JPG
Karena kami tidak tahu cara membuka duren yang benar, membukanya cuma asal-asalan .
Oya, kami juga pesta kebon lho di sana. Kami di petikin kelapa muda  sama pepaya. Kami menikmatinya di pekarangan rumah sembari berbagi cerita dengan ibu dan nenek Roy.
Dipekarangan itu ada 11 buah-buahan dan banyak sayur mayur yang tumbuh subur.
Description: I:\Pictures\Album\IMG_0076.JPG  Description: I:\Pictures\Album\IMG_0058.JPG

“Sudah disiapkan.”
Tiba-tiba Salman memberi informasi itu kepada Mbak ‘Ain. Artinya kami jadi ketempatnya Fathkur Rohman. Awalnya begitu tahu kondisi jalan yang macet, mbak ‘Ain bilang kalau tidak usah ketempatnya Fathkur, kerna sudah disiapkan , maka kita segera pamit setelah selesai membantu bersih-bersih di dapur. Ternyata pulang pun kami diberi oleh-oleh dua duren dan pepaya. Alhamdulillah..
            Tidak jauh beda,”Cuma setengah jam.” Tapi luar biasa, karena jalanan yang kami lewati juga tidak biasa. Jalanan yang biasa dilalui mas Fathkur ditutup, kami cari jalan alternatif. Waw...tidak kalah dengan jalanan ke rumah Roy. Jalanan menuju rumahnya mas Fathkur juga asri dan bikin kita teduh, dan nyaman. Bedanya kondisi aspalnya yang sudah mulai rusak menciptakan sensasi tersendiri. Beberapa kali kami juga harus turun untuk mengurangi beban mobil saat jalanan naik. Setelah berapa lama, gerimis pun mulai turun, dan nampaknya mas Fathkur lupa jalan. Akhirnya tanya dengan orang yang lewat. Kami pun putar balik. Hujan makin deras, jalanan juga makin gelap oleh pohon-pohon bambu. Ditambah lagi ada banyak kabut putih.
Namun, setelah itu kami berada di antara hutan karet yang luar biasa rapinya. Kalau Ana bilang  pohonnya baru upacara.hehe..
Alhamdulillah, kami tidak tersesat dan sampai dirumah mas Fathkur dengan selamat. Di sana sudah jam 16.00 dan sudah masuk sholat ashar. Yang berbeda disana adalah pelaksanaan adzannya. Di sana adzan akan dikumandangkan jam 16.00. Kata mas Fathkur itu dilakukan sebagai tanda untuk orang-orang yang ada di sawah supaya pulang, karena udah sore.
Setelah sholat, kami memperkenalkan diri kepada keluarga mas Fathkur, kemudian  kami dusuguh minum dan makan lagi, subhanallah, perbaikan gizi. Hehe.. Makan kami pun diiringi hujan yang lumayan deras.
Untuk kali ini kami cepat-cepat berpamitan dengan keluarga mas Fathkur, karena sudah gelap dan juga karena mobik Pak Didik lampunya rusak, khawatir jika dalam perjalanan terlalu gelap yang malah akan menyusahkan pak Didik.
Setelah berfoto, kami pun ijin pulang.
Hari yang  tidak biasa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar